![]() |
Ilustrasi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF. (Foto: ist) |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menerbitkan obligasi berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2023 dengan jumlah pokok senilai Rp 2 triliun. Emisi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan VI dengan realisasi sebesar Rp 9 triliun. Berdasarkan paparan yang dipublikasikan, Senin (27/2/2023), SMF menawarkan satu seri obligasi dengan tenor lima tahun dan bunga sebesar 6,85% per tahun. Bunga akan dibayarkan setiap tiga bulan di mana bunga pertama dibayar pada 22 Mei 2023. Sedangkan, tanggal jatuh tempo pada 22 Februari 2028.
Direktur Utama PT SMF Ananta Wiyogo menyebut penerbitan obligasi ini telah mendapatkan peringkat idAAA (triple A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Seluruh atau 100% dana hasil penerbitan obligasi ini, kata dia, akan digunakan untuk membantu pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) milik pemerintah. "Jadi, benar-benar obligasi ini ditujukan untuk membantu MBR supaya memiliki atau bisa menghuni rumah yang layak," jelas Ananta, Senin (27/2/2023).
Sebagai special mission vehicle yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Ananta menuturkan, SMF memiliki tugas untuk berpartisipasi aktif dalam pembiayaan rumah khususnya kepada MBR melalui program KPR FLPP milik pemerintah. "Kami telah berkoordinasi dan disupervisi langsung oleh Kementerian PUPR dan pemegang saham kami Kemenkeu," tambahnya.
Ananta mencatat, khusus untuk program KPR FLPP, SMF sudah menyalurkan sekitar Rp 15,2 triliun di mana sebesar Rp 7,8 triliun berasal dari obligasi yang dicatatkan di BEI.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban juga melaporkan, sepanjang 2012 hingga 2022 Kemenkeu telah mengucurkan senilai Rp 175,36 triliun yang bersumber dari APBN untuk memberikan akses rumah subsidi. Hasilnya, pemenuhan terhadap kebutuhan KPR FLPP pada tahun 2022 pun meningkat sebanyak 200 ribu unit rumah atau naik sekitar 27% dibandingkan tahun sebelumnya. "Hal ini menjadi salah satu tren positif di industri perumahan di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini,” ujar Rionald.
Karena itu, PT SMF berperan penting untuk meringankan beban fiskal pemerintah dalam membiayai 25% porsinya di program KPR FLPP. Terbukti, dari semula pemerintah memiliki beban 90% kini dapat ditekan menjadi 75%.
Dalam pelaksanaan program tersebut, Rionald mengungkapkan, SMF juga mendapatkan dukungan penyertaan modal negara (PMN) yang bersumber dari APBN. Selanjutnya, PMN itu disertakan melalui penerbitan obligasi sehingga memiliki leverage untuk disalurkan kepada masyarakat. "Dana yang diperoleh dari obligasi ini akan digunakan sepenuhnya untuk pembiayaan porsi 25% program KPR FLPP yang disalurkan SMF kepada bank penyalur KPR," katanya.
Adapun penggunaan dana obligasi bagi MBR akan dikelola terpisah dari bisnis SMF lainnya. "Kami berharap, melalui penerbitan obligasi berkelanjutan ini dapat menarik minat para investor obligasi, sehingga penyaluran dana kepada MBR dapat semakin baik dan efisien," tutupnya. (ym)
Thanks for reading Bantu Kredit Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah, SMF Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun. Please share...!