Pengguna Aset Kripto di Indonesia Naik 48,7 Persen, Peminat Tertinggi di 6 Provinsi

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Plt Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko dalam pembukaan Bulan Literasi Kripto 2023, di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2023


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, pasar aset kripto di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), hingga akhir November 2022 tercatat jumlah penguna aset kripto sebanyak 16,55 juta orang, meningkat 48,7% dibandingkan akhir 2021 yang sebanyak 11,2 juta orang. Jumlah ini didominasi kaum milenial berusia antara 18-30 tahun. Berdasarkan data dari Coinfolk, terdapat enam provinsi dengan minat kripto tertinggi di Indonesia yaitu, Bali, DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi pasar aset kripto di Indonesia masih sangat besar dan bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin pasar aset kripto di dunia,” kata Mendag Zulkifli Hasan dalam acara pembukaan Bulan Literasi Kripto 2023, di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Di sisi lain, nilai transaksi perdagangan aset kripto justru mengalami penurunan. Perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia pada 2022 mencatat nilai transaksi sebesar Rp 296,66 triliun, turun dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 859,4 triliun. Sedangkan pada 2020, nilai transaksinya sebesar Rp 64,9 triliun. "Meskipun pada 2022, nilai transaksi aset kripto mengalami penurunan pasar yang mengalami tren saham melemah (bearish), tapi di sisi lain semakin banyaknya perusahaan seperti Meta, Google, dan Twitter yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain dalam kegiatan usahanya. Hal ini membuktikan bahwa bursa asset kripto akan berkembang pesat pada tahun ini,” ujar Mendag.

Untuk itu, Kementerian Perdagangan juga menargetkan Indonesia akan memiliki kelembagaan bursa aset kripto yang secara khusus menjadi tempat perdagangan aset kripto setidaknya pada pertengahan 2023. Kelembagaan bursa aset kripto diperlukan karena diperkirakan pada 2023 aset kripto akan mengalami perkembangan yang pesat jika dilihat dari sudut pandang teknologi blockchain yang merupakan asal muasal dari teknologi aset kripto. "Mudah-mudahan sebelum bulan Juni kita sudah punya bursa kripto," ujarnya.

Mendag Zulkifli Hasan juga mengingatkan, berinvestasi dalam aset kripto mengandung risiko yang cukup tinggi. Sesuai sifatnya, nilai aset kripto sangat volatile, bisa saja mengalami peningkatan maupun penurunan nilai yang sangat drastis dalam kurun waktu yang pendek. "Untuk itu, diperlukan pemahaman yang baik bagi masyarakat termasuk manfaat, potensi, dan risiko dari perdagangan aset kripto," kata Mendag. (sd)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading Pengguna Aset Kripto di Indonesia Naik 48,7 Persen, Peminat Tertinggi di 6 Provinsi. Please share...!

Back To Top