![]() |
Pengunjung melihat produk elektronik di Blibli Store |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Melihat economic outlook 2023 secara global, ancaman resesi sudah menjadi pembicaraan hangat. Ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina menyebabkan kenaikan harga-harga komoditas dan mendorong inflasi tinggi di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju. Langkah yang diambil pemerintah Amerika Serikat seperti pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara menimbulkan potensi krisis utang dunia, dan naiknya inflasi global.
Investor Relations PT Global Digital Niaga Tbk ("Blibli" atau "Perseroan"; BEI: "BELI”) Nathaniel Naldo Widjaja mengatakan, Indonesia cukup beruntung karena merupakan salah satu negara exporter commodity terbesar, di mana di tengah kenaikan harga komoditas, Indonesia masih mendapat benefit dari kinerja ekspor. "Sampai kuartal III tahun ini Growth GDP kita masih di sekitar 5,7%, relatif masih lebih baik dari negara berkembang lain. Tingkat Inflasi juga masih cukup manageable, moderat dan neraca perdagangan kita lihat per Oktober kemarin masih surplus US$ 5 miliar lebih,” jelas Naldo.
Dari sisi ketahanan terhadap resesi ekonomi global, Indonesia juga terbilang masih cukup baik. "Beberapa langkah yang diambil pemerintah diantaranya menaikan kebijakan suku bunga acuan, kebijakan stabilisasi nilai mata tukar, intervensi di pasar valas dan sebagainya basically diharapkan membantu ketahanan ekonomi nasional kita di 2023," tambah Naldo.
Sejalan dengan hal itu, visi dari management blibli di tahun 2023 lebih berfokus pada long term strategy dan memperkuat omnichannel strategy.
Senada dengan Naldo, SVP dan Business Development Head Yohanes Lukiman meyakini pertumbuhan pasar dan perekonomian Indonesia masih cukup resilien di tengah ancaman krisis global yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023. "Sejak awal berdiri, Blibli senantiasa fokus menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Hal ini sudah menjadi native DNA, dan tidak pernah berubah hingga hari ini," tambah Yohanes.
Yohanes menjelaskan, salah satu strategi Blibli dalam menghadapi tantangan pada tahun 2023 adalah mengembangkan lebih jauh segmen business-to-business (B2B). Yohanes memaparkan bahwa potensi pasar B2B masih sangat besar untuk dapat diserap oleh para pelaku industri termasuk Blibli. "Saat ini, perusahaan telah mengembangkan solusi e-procurement Blibli for Business. B2B akan menjadi salah satu growth drivers yang cukup potensial tahun depan. Pemerintah melihat e-procurement sebagai sebuah must-have," ungkap Yohanes.
Berkat ekosistem omnichannel yang dimiliki, Yohanes juga percaya di tahun 2023 Blibli dapat mengungguli pemain industri lainnya di sektor e-commerce, di mana Blibli akan terus melakukan ekspansi offline store khususnya di kota Tier 1 dan Tier 2 bersama merek ternama dunia yakni Apple. Sejauh ini, Blibli sudah mendirikan dua toko hello yang fokus menjual berbagai produk Apple. "Kami akan memperluas jaringan Apple reseller kami lewat hello, serta Bliblistore dan toko Tukar Tambah yang multibrand. Permintaan terhadap produk Apple memang sangat resilien terhadap inflasi. Saya rasa ini adalah kerja sama strategis bagi Apple di Indonesia dan sangat potensial untuk mendukung pertumbuhan bisnis Blibli," ucap Yohanes.
Di tahun 2023, Blibli juga akan fokus mengembangkan value proposition antara ketiga platform Blibli, tiket.com, dan Ranch Market. "Data menunjukkan customer overlap antara ketiga platform ini masih di bawah 10 persen. Jadi, masih ada ruang yang besar untuk sinergi cross-sell ataupun upsell," tambah Naldo.
Blibli sebagai pelopor ekosistem perdagangan dan gaya hidup omnichannel pada sembilan bulan pertama tahun 2022, berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih (net revenue) konsolidasi sebesar 98 persen, menjadi Rp 10,5 triliun dari Rp 5,3 triliun pada periode yang sama tahun 2021. Emiten saham berkode BELI ini juga mencatatkan pertumbuhan total processing value (TPV) konsolidasi menjadi Rp 40,6 triliun atau naik 105 persen, dari Rp 19,8 triliun pada periode sembilan bulan tahun 2021.
Sepanjang tahun 2022, Blibli telah melakukan sejumlah inovasi solusi dan kolaborasi untuk membawa Blibli semakin dekat menuju visi menjadi platform omnichannel perdagangan dan gaya hidup terdepan dan terpercaya bagi seluruh pelanggan, baik konsumen ritel maupun institusi. Hingga September 2022, solusi omnichannel Blibli juga telah menjangkau lebih dari 27.000 Click and Collect dan Blibli InStore, serta lebih dari 160.000 Blibli Mitra yang merupakan pengusaha mikro serta toko-toko kelontong. Blibli juga telah meluncurkan armada listrik untuk pengantaran pesanan yang dioperasikan oleh layanan logistik inhouse Blibli Express Service (BES) Paket.
Selain itu, tiket.com juga semakin memperlihatkan kontribusinya seiring dengan pelonggaran pembatasan perjalanan dan meningkatnya minat masyarakat untuk mengunjungi berbagai tempat atraksi dan hiburan. Tak berhenti di situ, pada tahun 2022 lalu, Blibli memperkuat sinergi dengan entitas anak, tiket.com dan Ranch Market, melalui peluncuran unified ecosystem Blibli Tiket yang menawarkan Single Sign-On (SSO) serta Loyalty Parity untuk kedua platform tersebut. Di penghujung 2022, Blibli mencatatkan sebuah tonggak sejarah lewat aksi korporasinya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema Penawaran Umum Saham Perdana (IPO). (sd)
Thanks for reading Strategi Blibli Mendorong Keberlanjutan Bisnis di Tengah Potensi Krisis Ekonomi Global. Please share...!