BPJS Ketenagakerjaan Pasang Target Pendapatan Iuran Rp 96,09 Triliun

Public Expose Kinerja Tahun Buku 2022 dari BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek di Jakarta, Jumat, 12 Mei 2023


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek menargetkan 46,35 juta peserta aktif di akhir 2023. Penambahan kepesertaan itu diharapkan dapat berkontribusi terhadap perolehan iuran menjadi Rp 96,09 triliun.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, Sampai saat ini, BP Jamsostek telah mencatatkan sekitar 36 juta peserta. Untuk itu perlu kerja keras dan strategi jitu namun relevan untuk menambah sekitar 10 juta peserta aktif baru di sisa waktu sekitar tujuh bulan. "Sementara target iuran tahun ini Rp 96,09 triliun, di tahun kemarin 88 triliun. Angka-angka besar ini harus tercapai, semata-mata agar semakin banyak peserta yang terlindungi, sehingga ketika terjadi risiko, keluarganya bisa tetap sejahtera," ungkap Anggoro, Jumat (12/5/2023).

Hingga akhir 2022, BP Jamsostek mencatat sebanyak 35,86 juta peserta dan sejumlah 735 ribu pemberi kerja aktif. Sementara total kontribusi iuran yang diberikan mencapai Rp 88,31 triliun atau tumbuh 10% year on year (yoy), berikut pembayaran klaim sebesar Rp 49,04 triliun yang naik 15% (yoy).

Dia mengatakan, peta jalan BPJS Ketenagakerjaan menargetkan 70 juta peserta aktif pada tahun 2026, berikut dana investasi sebesar Rp 1.000 triliun pada tahun yang sama. Penambahan peserta aktif sekitar 5 juta akan kembali digenjot kembali di tahun ini, utamanya yakni peserta dari segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau pekerja informal. Dalam rencana strategisnya, BPJS Ketenagakerjaan fokus pada tiga strategi utama yaitu retensi, intensifikasi, dan ekstensifikasi. Dari tiga strategi itu, ada beberapa fokus pertumbuhan utama yaitu dari sisi sistem keagenan untuk mendorong cakupan kepesertaan segmen peserta dari pekerja informal, berikut dengan menggandeng para tokoh masyarakat dan publik. BPJS Ketenagakerjaan telah menggulirkan layanan auto debet khususnya untuk peserta dari segmen pekerja informal yang kerap lupa membayarkan kewajibannya. Di sisi lain, optimalisasi rantai pasok dari perusahaan eksisting juga terus digencarkan. Upaya-upaya tersebut juga akan diperkuat dengan kolaborasi bersama Polri dan Dirjen Pajak untuk menertibkan perusahaan-perusahaan yang belum mendaftarkan seluruh karyawannya.

"Jadi kita akan menertibkan perusahaan yang mendaftarkan sebagian, perusahaan yang punya 1.000 pekerja hanya daftarkan 800 pekerja. Perusahaan yang seharusnya melaporkan gaji pekerja Rp 10 juta, didaftarkan Rp 5 juta. Perusahaan yang seharusnya mendaftarkan program, tapi mendaftarkan tiga program," tegas Anggoro.

Menurut dia, perilaku perusahaan seperti itu merugikan para pekerja ketika terkena risiko. Termasuk nantinya mengurangi manfaat yang didapat menjadi tidak sesuai seperti yang seharusnya. Selanjutnya, fokus-fokus tersebut bakal dijalankan dengan menyusupi berbagai lini ekosistem, mulai dari ekosistem desa, ekosistem pasar, ekosistem pekerja rentan, hingga ekosistem yang terhubung dengan e-commerce dan UMKM. "Ini adalah empat sasarannya, karena kita punya target 46,35 juta peserta aktif di tahun ini," kata Anggoro. (ym)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading BPJS Ketenagakerjaan Pasang Target Pendapatan Iuran Rp 96,09 Triliun. Please share...!

Back To Top