Meramu Health Benefit Terbaik Agar Karyawan Betah

The Indonesia Employee Health Benefits Prevalence Report 2023 (Foto: ist)


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Belum lama ini MercerMarsh Benefit (MMB) Indonesia baru saja melaporkan hasil risetnya, The Indonesia Employee Health Benefits Prevalence Report 2023. Melalui riset tersebut diketahui makin tinggi kesadaran perusahaan dalam memperhatikan ramuan health benefit atau tunjangan kesehatan bagi karyawan agar mereka betah bekerja. Menariknya, makin tinggi kesadaran perusahaan dalam memperhatikan bukan saja kesehatan fisik namun juga mental.

Ria Ardiningtyas, Consulting and Analytics Leader MMB Indonesia menjelaskan riset dilakukan pada periode 2022/2023. "Kami membandingkan manfaat kesehatan perusahaan dengan perusahaan lain, baik yang satu industri maupun berbeda industri," ujarnya.

Menurut Ria, tiap tahun MMB membuat 4 laporan terkait manfaat yang diberikan perusahaan pada karyawannga. Data lokal kekuatan report MMB dalam menghasilkan setiap reportnya. Salah satunya BPR ini (Benefit Prevalence Report). BPR membandingkan benefit kesehatan perusahaan satu dengan lain, mulai dari manfaat kesehatan yang paling lazim hingga yang sangat berbeda.

Wulan Gallacher, Managing Director MMB Indonesia Country Leader menambahkan bahwa Employee Health Benefit Prevalence Report 2023 bisa menjadi acuan perusahaan dalam menentukan manfaat terbaik yang bisa ditawarkan perusahaan agar mereka bisa mempertahankan talenta terbaiknya. “Sekarang patokannya bukan lagi salary,” imbuhnya,

Wulan mengungkapkan dalam riset MMB Indonesia ini ada 468 perusahaan yang merupakan klien-klien MMB dengan 25 industri berbeda yang menjadi bahan olahan data risetnya. "Kami merupakan yang terbesar dalam menghadirkan solusi benefit di Indonesia, dengan 27% pangsa pasar di Indonesia atau kami 3 kali lebih besar dari pesaing kami di posisi kedua," ujarnya. Maka itu dia mengklaim MMB sangat relevan mengeluarkan report yang sangat valid.

Industri yang menjadi basis riset ini adalah banking, healthcare, transportation, communication, media and technology, F&B dan sebagainya. Total ada 25 induatri. Sedangkan yang menjadi fokus riset adalah 9 item manfaat yang ditawarkan perusahaan yaitu tunjangan melahirkan, rawat inap, rawat jalan, dental, optical, asuransi jiwa, kecelakaan, kecelakaan dalam perjalanan dinas, dan tambahan manfaat lain. "Dalam report kami terungkap bahwa makin banyak perusahaan memahami pentingnya tunjangan kesehatan lain seperti mental illness, anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, penyakit-penyakit khusus seperti HIV," ujarnya

Wulan juga menjelaskan bahwa saat ini makin banyak perusahaan yang sudah aware pentingnya mental health (17%), coverage benefit kesehatan untuk keluarga bahkan yang memiliki anak lebih dari dua (34%), dan equal benefil for all atau benefit yang tidak membedakan level janatan dalam perusahaan (21%). "Kami melihat korporasi mulai memperhatikan mental illness pada 3-4 tahun lalu, makin meningkat setelah ada pandemi. Diskusi tentang mental illness berbeda-beda mulai dari yang simpel tidak mau bangun dari tempat tidur, cepat marah, nangis terus, dan sebagainya. Memang, kebanyakan yang memperhatikan diberikannya manfaat mental illness ini adalah multinastional company," jelasnya.

Pandemi juga mengubah layanan kesehatan yang digunakan sehingga banyak perusahaan sudab memberikan manfaat untuk layanan telemedisin 52%. "Dengan report ini kami ingin membantu perusahaan memperbaiki health benefit, mereka bisa minta kami melakukan benchmark ke perusahaan lain baik di industri sama atau beda," kata Ria. Dia menambahkan perusahaan juga bisa meminta MMB untuk mencari ramuan benefit yang sesuai dengan usia mayoritas karyawannya.

Menurut Wulan, dengan ramuan health benefit yang baik, terlihat retention karyawan membaik karena mereka saat ini bukan sekadar lihat salary, tapi seluruh paket yang didapat. Dia berpendapat bahwa untuk dapat talenta bagus tidak bisa dengan cara lama (tawarkan salary tinggi) namun dengan ramuan benefit kesehatan yang menarik malah bisa jadi keunggulan kompentitif untuk menjaga mereka perusahaan tetap setia. Tidak hanya itu saja, perusahaan bisa meningkatkan produktivitas karyawan bisa mendorongnya dengan ramuan health benefit yang lebih baik. Perusahaan yang memperhatikan 9 item health benefit menjadi patokan sebagai perusahaan yang bagus yang bisa menjadi pilihan talenta. "Tidak hanya kesehatan fisik yang diperhatikan, juga kesehatan jiwa, termasuk kesehatan anak-istri, mental well-being," imbuh Wulan.

Hal ini terlihat dari data MMB juga bahwa jika karyawan diberikan 10 benefit, kecil kemungkinan mereka pindah (63%) tapi kalau mereka menerima setengah saja kemungkinan pindah (48%). Kalau perusahaan yang dianggap energized bisa memberiman lebih dari 10, makin kecil kemungkinan untuk pindah, bahkan 98% tidak mau pindah, sedangkan yang hanya memberikan 1-5 manfaat saja talenta yang memilih untuk segera pindah sampai 65%. "Bukan benefit sebesar-besarnga, tapi sesuai dengan kebutuhan, karena tiap karyawan beda. Karyawan dengan anak, beda dengan yang masih single," tandas Wulan. (sd)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading Meramu Health Benefit Terbaik Agar Karyawan Betah. Please share...!

Back To Top