Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang dibuat melalui pemanfaatan penggunaan bahan pada struktur bangunan |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Kebakaran merupakan suatu potensi permasalahan yang bisa terjadi pada perumahan, gedung, maupun sebuah kawasan. Seiring dengan pesatnya pembangunan, maka semakin tinggi pula risiko kebakaran yang mungkin terjadi. Tidak sedikit kerugian yang disebabkan oleh bencana kebakaran baik kerugian materi ataupun korban jiwa.
Untuk itu, diperlukan langkah-langkah preventif untuk meminimalkan potensi risiko terjadinya kebakaran, baik dari penyediaan alat pemadam kebakaran, jalur evakuasi yang jelas, bahkan langkah preventif dari penggunaan material pada sebuah bangunan yang sering disebut sebagai passive fire protection.
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang dibuat melalui pemanfaatan penggunaan bahan pada struktur bangunan. Sistem proteksi kebakaran pasif dapat memberikan alternatif yang efektif terhadap sistem proteksi aktif untuk melindungi bangunan dari kebakaran.
Sebagai upaya edukasi mengenai passive fire protection Propan Raya bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PUPR RI mengadakan seminar "Passive Fire Protection Design" pada material konstruksi baja sebagai bentuk langkah preventif terjadinya risiko kebakaran.
Beberapa narasumber dari berbagai pihak, baik dari pemerintahan, asosiasi, pelaku bisnis hingga peserta antusias dalam forum diskusi tersebut. Forum yang dimoderatori oleh Yuwono Imanto selaku Direktur Propan Raya, menghadirkan beberapa narasumber antara lain Ir. Diana Kusumastuti, M.T (Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR); Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI (Ketua IAI Nasional); Miki Pavlovic Market Segment Director Fire Protection – TREMCO APAC, dan Prof. Dr. Ir. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min., IPU., ASEAN Eng (Pengurus LPJK Kementerian PUPR periode 2021 - 2024).
Dalam seminar ini, Ir. Diana Kusumastuti, M.T (Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR) membahas tentang regulasi pemerintahan di Indonesia dan luar negeri terkait sistem proteksi kebakaran pasif di Indonesia. Selain itu, mengulas peran pemerintah, khususnya Kementerian PUPR dalam penanganan kebakaran dalam sebuah bangunan terutama dalam Permen PUPR no 26 tahun 2008. “Sebuah bangunan harus memiliki proteksi kebakaran, baik aktif maupun pasif. Hal ini untuk mencegah potensi risiko yang lebih besar, dan proteksi kebakaran ini sudah tertuang dalam kebijakan pemerintah,” ungkap Diana.
Sementara itu, Georgius Budi Yulianto, IAI (Ketua IAI Nasional) memaparkan dari sisi arsitek.Menurutnya, bangunan harus dirancang nyaman dan aman sehingga proteksi kebakaran merupakan hal-hal yang wajib arsitek perhatikan. Budi membahas keterkaitan sistem proteksi kebakaran pasif pada desain arsitektur, serta seberapa berpengaruhnya sebuah sistem proteksi kebakaran pasif ini dengan tipologi sebuah bangunan.
Selanjutnya, Miki Pavlovic selaku Market Segment Director Fire Protection – Tremco APAC menjelaskan soal sistem proteksi pasif umumnya terdiri dari pelapisan material tahan api kepada permukaan tembok, mesin, atau struktur baja. Adapun contoh sistem proteksi kebakaran pasif antara lain pada struktur konstruksi baja, pintu dan jendela tahan api untuk menahan kebakaran. Di sinilah peran Miki, sebagai narasumber dari sisi industri, memaparkan bahwa produk passive fire merupakan standarisasi dalam proteksi bangunan.
Bahan pelapis cat tahan api digunakan untuk meningkatkan kemampuan permukaan untuk menahan api, penghalang api untuk membentuk ruangan tertutup, dan partisi penghalang asap untuk membagi-bagi ruangan guna membatasi gerakan asap. Pada kesempatan kali ini , Propan Raya menggandeng Tremco untuk menjadi sebuah system fire protective coating yang dapat menjadi solusi dan proteksi pada baja.
Seminar ditutup dengan pemaparan dari Prof. Dr. Ir. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min., IPU., ASEAN Eng yang merangkum seluruh seminar dan membahas mengenai risiko serta cara proteksi untuk terjadinya sebuah kebakaran. Dalam pemaparannya, dia mengungkapkan, langkah-langkah strategis khususnya dalam passive fire protection.
“Propan Raya sadar betul mengenai pentingnya langkah preventif dalam bencana kebakaran. Untuk itu, dengan inovasi yang terus berkembang, lahirlah sebuah sistem yang apik hasil kolaborasi Propan Raya dan Tremco untuk melahirkan fire protective coating,” ujar Yuwono dalam sesi pemaparan materi.
Forum yang diikuti sekitar 120 orang offline dan online ini meliputi arsitek, akademisi, pihak pemerintah maupun asosiasi. Asosiasinya adalah IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), ISSC (Indonesian Society of Steel Structure), INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia), PAFI (Perkumpulan Ahli Fasad Indonesia), Fire Safety Association, Chief Engineer Association, dan Building Engineering Association. (sd)
Thanks for reading Propan Raya Gandeng LPJK, Edukasi Sistem Proteksi Kebakaran Pasif. Please share...!