Ilustrasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI. (Foto: ist) |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih memimpin perolehan laba bersih terbesar secara individual di sektor perbankan sampai dengan Agustus 2024. Mengekor BRI dengan selisih ‘tipis’ adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Mengacu publikasi laporan keuangan bulanan, BRI mengantongi laba bersih secara individual mencapai Rp 36,20 triliun atau tumbuh 3,96% year on year (yoy) sampai dengan Agustus 2024. Di saat sama, BCA meraup laba bersih secara individual Rp 35,99 triliun atau tumbuh 13,50% (yoy). Laba bersih BBRI ditopang pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang masih tumbuh 2,90% menjadi Rp 73,63 triliun pada Agustus 2024. Pertumbuhan ini bergerak melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Perolehan NII ditopang pendapatan bunga yang naik 13,61% (yoy) menembus Rp 108,21 triliun. Sedangkan faktor penekannya adalah beban bunga dari BRI yang meningkat sampai 45,99% menjadi Rp 34,57 triliun. Selain tertekan beban bunga, pos kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) juga meningkat tajam menjadi 44,10% menjadi Rp 25,59 triliun hingga Agustus 2024.
Namun demikian, emiten bersandi BBRI ini masih berhasil mengoleksi pendapatan komisi Rp 14,90 triliun atau naik 10,72%. Dukungan juga dicatatkan dari pos pendapatan lainnya yang meningkat 47,46% menjadi Rp 16,07 triliun. Dengan demikian, laba operasional BRI masih bisa dikerek 4,31% menjadi Rp 45,77 triliun. Kemudian mengalir menjadi laba bersih tahun berjalan senilai Rp 36,20 triliun atau tumbuh 3,96% hingga Agustus 2024.
Kinerja BBCA
Tahta laba bank terbesar yang kini ditempati BRI sangat mungkin untuk diambil alih BCA. Pada Agustus 2024, laba bersih BCA hanya punya selisih sekitar Rp 200 miliar dengan perolehan BRI.
Hingga Agustus 2024, laba bersih periode berjalan secara individual dari BBCA tercatat mencapai Rp 35,99 triliun, tumbuh 13,50% year on year (yoy). Pertumbuhan laba itu jauh lebih tinggi dibandingkan yang dicatatkan BBRI. Pertumbuhan tersebut juga lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 12,36%. Pertumbuhan laba disokong pendapatan bunga yang didongkrak 8,08% menjadi Rp 58,27 triliun. Hasil tersebut sejalan laju kredit BCA yang mencapai Rp 842,70 triliun pada Agustus 2024. Kredit dari emiten berkode BBCA ini tumbuh 15,56% (yoy) pada Agustus 2024, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 14,48% (yoy). Bank swasta terbesar di Indonesia itu juga mencatat pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata perbankan yakni 11,40%.
Di samping itu, beban bunga meningkat 3,71% menjadi Rp 7,72 triliun. Salah satu yang turut mendukung hasil ini adalah kemampuan BCA menghimpun dana murah (current account saving account/CASA). Adapun rasio CASA dari BCA bertengger di level 82,02% atau menembus Rp 904,13 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) dari BBCA tercatat mencapai Rp 1.102,28 triliun atau naik 4,02% (yoy) pada Agustus 2024. Dengan rincian, giro naik 7,21% menjadi Rp 346,65 triliun; tabungan meningkat 5,02% jadi Rp 557,48 triliun; dan deposito susut 3,58% menjadi Rp 198,14 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dari emiten bersandi BBCA ini tumbuh 8,78% menjadi Rp 50,54 triliun. Pos ini berperan penting menyokong perolehan laba perseroan, di samping pos beban operasional lainnya yang susut 17,45% menjadi Rp 6,16 triliun. Terlepas hasil dari bisnis intermediasi, BBCA juga mencatat sejumlah pencapaian kinerja keuangan positif dalam delapan bulan tahun ini. Salah satunya adalah penurunan 25,18% pada pos beban kerugian penurunan nilai (impairment) menjadi Rp 1,28 triliun. (sd)
Thanks for reading Dibayangi BBCA, BBRI Masih Pimpin Laba Terbesar. Please share...!