Melirik Potensi Kerja Sama dengan Bangladesh

Ikatan Ahli Tekstil Indonesia (IKATSI) menggelar pertemuan strategis dengan Kedutaan Besar Bangladesh pada Selasa (14/1/2025) di Bandung. Pertemuan ini bertujuan menjajaki potensi kerja sama dalam sektor pendidikan, riset, dan pengembangan industri tekstil serta memperkuat hubungan bilateral di bidang investasi serat alam dan teknologi tekstil


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Ikatan Ahli Tekstil Indonesia (IKATSI) menggelar pertemuan strategis dengan Kedutaan Besar Bangladesh pada Selasa (14/1/2025) di Bandung. Pertemuan ini bertujuan menjajaki potensi kerja sama dalam sektor pendidikan, riset, dan pengembangan industri tekstil serta memperkuat hubungan bilateral di bidang investasi serat alam dan teknologi tekstil.

Ketua IKATSI Shobirin menyampaikan bahwa industri tekstil di kedua negara memerlukan pertukaran teknologi dan tenaga ahli melalui program pelatihan dan pertukaran engineer. “Hal ini bertujuan untuk mendukung pengembangan teknologi tekstil mutakhir serta kolaborasi dalam bidang keberlanjutan, penerapan ESG (Environmental, Social, Governance), dan perdagangan ekspor-impor,” ucap dia.

Prof. Ida Nuramdani, sebagai Dewan Pakar IKATSI, menyoroti pentingnya berbagi pengetahuan tentang strategi keberlanjutan (sustainability compliance) yang telah berhasil diterapkan Bangladesh dalam waktu singkat. “Selain itu, peluang kerja sama seperti program pertukaran mahasiswa, seminar internasional, dan pelatihan teknis juga dibahas untuk mempererat hubungan pendidikan antara kedua negara,” ucap dia.

Duta Besar Bangladesh H.E Mr Tarikul Islam mengharapkan bahwa pertemuan ini menjadi langkah awal yang konkret untuk mempererat hubungan Indonesia dan Bangladesh, serta menciptakan manfaat bersama bagi kedua negara di sektor tekstil dan pendidikan.

Dalam pertemuan tersebut, Bangladesh menyampaikan kebutuhan akan sumber daya serat alam yang sulit dipenuhi di negaranya karena keterbatasan lahan. Sebagai salah satu produsen tekstil terkemuka, Bangladesh melihat peluang besar untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya pada pengembangan serat alam seperti ramie, nanas, dan kenaf. Sebaliknya, Bangladesh juga menawarkan peluang investasi bagi Indonesia di sektor industri tekstil dan garmen di zona industri mereka yang sedang berkembang.

Dari sisi pendidikan dan riset, Politeknik STTT Bandung bersama IKATSI menunjukkan potensi besar untuk menjalin kolaborasi di bidang pengembangan serat alam dan strategi keberlanjutan. Kedutaan Besar Bangladesh menyarankan adanya kolaborasi riset bersama dengan universitas di Bangladesh, terutama untuk mengeksplorasi serat alam lain yang memiliki prospek tinggi di pasar global.

Dalam waktu dekat, delegasi Bangladesh akan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia. IKATSI diamanatkan untuk mengatur pertemuan lanjutan guna membahas peluang investasi bersama dan peningkatan hubungan perdagangan antara kedua negara.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFi) Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, di tengah tantangan yang memberatkan industri TPT,  ada peluang pertumbuhan di tahun ini. "Peluang akan ada di pasar AS yang sebagian ceruk pasarnya ditinggalkan oleh China, namun ini kita tentu masih harus bersaing dengan Vietnam, India, Bangladesh utamanya harus bersaing dengan Meksiko dan Brasil," jelas dia.

Selain itu, Redma menilai bahwa industri di dalam negeri dapat menciptakan peluang di dalam negeri. "Namun, kita bisa menciptakan peluang sendiri dipasar domestik jika pemerintah mau, punya niat dan usaha," kata dia. (sd)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading Melirik Potensi Kerja Sama dengan Bangladesh. Please share...!

Back To Top