![]() |
IDBS 2025 untuk mendorong kemitraan strategis yang bisa direplikasi lintas sektor antara bank digital, fintech, regulator, dan sektor riil |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menggelar Indonesia Digital Bank Summit (IDBS) 2025 di Jakarta. Mengusung tema “Securing Economic Growth: Trusted Digital Finance as an Enabler of an Inclusive Economy”, forum ini menjadi wujud nyata kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat keamanan, integritas, dan kepercayaan dalam ekosistem keuangan digital. Para pelaku industri diharapkan dapat mencermati tantangan dan peluang di sektor perbankan untuk menyiapkan strategi dan arah pengembangan bisnis termasuk dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Umum Atech, Pandu Sjahrir, mengatakan Aftech menggelar IDBS ini tidak hanya menghadirkan ruang dialog, tapi turut membentuk arah dan solusi nyata untuk kemajuan ekosistem digital Indonesia yang tepercaya. Aftech menginisiasi IDBS untuk mendorong kemitraan strategis yang bisa direplikasi lintas sektor antara bank digital, fintech, regulator, dan sektor riil. “Tahun ini kami fokus pada tiga aspek, yakni penguatan ketahanan siber dan pencegahan scam berbasis intelijen bersama, desain produk keuangan yang benar-benar inklusif bagi UMKM dan masyarakat underserved, serta arsitektur kolaborasi yang berkelanjutan,” kata Pandu, Kamis (21/8/2025).
Dengan langkah-langkah tersebut, Pandu menegaskan bahwa keuangan digital yang tepercaya akan berfungsi sebagai fondasi fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang aman, adil, dan berkelanjutan.
Wakil Ketua Umum II Aftech, Budi Gandasoebrata, menggarisbawahi tiga pilar utama yang perlu dijalankan secara simultan agar keuangan digital benar-benar menjadi pengungkit pertumbuhan. Pertama, kita perlu regulasi dan pengawasan yang adaptif dan berbasis risiko agar inovasi tidak mengorbankan keamanan. Kedua, inovasi digital seperti AI dan open finance harus dijalankan secara akuntabel dengan tata kelola yang kuat. Ketiga, edukasi publik dan kampanye anti-scam harus dilakukan secara terintegrasi lintas platform dan regulator. “Semua ini menjadi syarat mutlak agar kepercayaan publik terhadap sektor keuangan digital tetap terjaga,” ujarnya.
Deputi Komisioner Pengawas Bank Swasta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indarto Budiwitono, menegaskan masifnya perkembangan teknologi informasi membuat perbankan tidak lepas dari keharusan untuk melakukan transformasi dan digitalisasi. Era digitalisasi di satu sisi mampu merubah layanan industri jasa keuangan menjadi lebih cepat dan efisien namun di sisi lain memberikan tantangan antara lain berupa tingginya potensi serangan Siber. Oleh karena itu, penguatan tata kelola keamanan informasi dan perlindungan konsumen bagi sektor perbankan menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan publik di era digital. “Bank perlu mengembangkan strategi digital yang agile dan terukur, tidak hanya dalam aspek efisiensi saja, namun hal tersebut sebagai jawaban atas ekspektasi nasabah yang semakin kompleks,” kata Indarto.
Penyelenggaraan IDBS 2025 sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yang pada 2024 mencapai US$90 miliar atau naik 13% dari tahun sebelumnya. Bank Indonesia mencatat transaksi QRIS hingga kuartal II 2025 mencapai Rp317 triliun, tumbuh 121% secara tahunan. Dengan lebih dari 57 juta pengguna dan 93% merchant berasal dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), adopsi digital menunjukkan tingkat inklusivitas yang tinggi dan menegaskan peran strategis layanan keuangan digital sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.(sd)
Thanks for reading Aftech Mengakselerasi Keuangan Digital yang Inklusif dan Berkelanjutan. Please share...!