Airbnb dan UNESCO Merilis Bali Cultural GuideBook, Memandu Pariwisata Berbasis Budaya, Bisnis dan Perekonomian Lokal

(kiri-kanan) Mich Goh, Director of Public Policy Airbnb Asia Pasifik; Moe Chiba, Culture Programme Specialist Unesco, dan Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya


BALI (IndonesiaTerkini.com)- Airbnb bekerja sama dengan UNESCO meluncurkan Bali Cultural Guidebook, sebuah panduan yang mengangkat warisan budaya Bali sekaligus mempromosikan pariwisata yang lebih bertanggung jawab, di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali, Rabu (10/9/2025). Inisiatif ini diharapkan memperluas manfaat ekonomi bagi komunitas lokal dan menginspirasi wisatawan untuk menemukan sisi lain Bali di luar destinasi populer.

Program ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi yang dimulai pada Desember 2024, dengan fokus memberdayakan tuan rumah Airbnb sebagai duta budaya lokal. Melalui pelatihan dan pemetaan budaya, tuan rumah dibekali pengetahuan dan inspirasi untuk berbagi tradisi, adat, kuliner, seni, serta praktik kehidupan sehari-hari masyarakat Bali kepada wisatawan.

Peluncuran Bali Cultural Guidebook tidak hanya menghadirkan panduan perjalanan, tetapi juga model kemitraan lintas sektor yang menggabungkan pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan inovasi bisnis. Bila dijalankan secara konsisten, inisiatif ini berpotensi memperluas dampak ekonomi pariwisata Bali sekaligus menjaga esensi kebudayaannya untuk generasi mendatang.

“Riset kami menunjukkan bahwa 0% wisatawan di Asia Pasifik mencari pengalaman budaya yang otentik. Kemitraan ini tidak hanya memperkaya pengalaman tamu, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal untuk melestarikan identitas budaya mereka,” ujar Mich Goh, Director of Public Policy Airbnb Asia Pasifik.

UNESCO sendiri mendukung program ini lewat pemetaan budaya di lima kabupaten,Tabanan, Gianyar, Bangli, Buleleng, dan Badung, yang meliputi kuliner, kerajinan, tradisi, hingga situs bersejarah. Hasil pemetaan tersebut menjadi basis dari Bali Cultural Guidebook.

“Warisan budaya bukan hanya monumen, tetapi juga praktik hidup sehari-hari masyarakat. Panduan ini membantu agar pariwisata justru memperkuat budaya, bukan melemahkannya,” kata Moe Chiba, Culture Programme Specialist UNESCO.

Kepala Dinas Pariwisata Bali I Wayan Sumarajaya menyatakan lebih dari sekedar destinasi wisata, Bali adalah rumah bagi nilai-nilai luhur, kearifan lokal, dan sistem sosial ekologis yang berarkar kuat dalam kehidupan masyarakat. "Program ini telah memberdayakan pemilik penginapan lokal untuk menjadi duta budaya Bali. Mereka tidak hanya menawarkan tempat tinggal bagi wisatawan tetapi juga membuka pintu bagi dialog, pemahaman, dan pengalaman lintas budaya yang mendalam".

Buku A Cultural Journey Through Bali menurut Sumarajasa adalah momentum penting. "Buku ini tidak hanya menjadi referensi wisata budaya tetapi juga menjadi media pembelajaran, inspirasi, dan refleksi. Ia memperkenalkan Bali bukan sekedar lewat pantai dan resort tetapi melalui cerita-cerita autentik tentang kehidupan masyarakat, ritual-ritual yang sangat makna, serta lanskap-lanskap budaya yang diwariskan turun temurun".

Selain melestarikan warisan budaya, inisiatif ini juga berdampak pada perekonomian. Menurut laporan Oxford Economics, Airbnb berkontribusi lebih dari Rp35 triliun pada ekonomi Indonesia di 2024. Di Bali, kontribusinya mencapai Rp17,5 triliun terhadap PDB, mendukung 112.900 lapangan kerja, dan menghasilkan upah Rp3,8 triliun.

Dengan strategi ini, Airbnb dan UNESCO ingin menciptakan model pariwisata yang inklusif: memperkuat budaya, mendorong pemerataan manfaat ekonomi, sekaligus menghadirkan pengalaman wisata yang lebih bermakna bagi traveler global. (sd)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading Airbnb dan UNESCO Merilis Bali Cultural GuideBook, Memandu Pariwisata Berbasis Budaya, Bisnis dan Perekonomian Lokal. Please share...!

Back To Top