![]() |
| Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu dalam acara Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia di Jakarta, Rabu (19/11/2025) |
JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Ambisi Indonesia untuk beralih sepenuhnya menggunakan listrik dari sumber energi hijau membutuhkan nilai investasi yang besar. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, total investasi yang diperlukan untuk transisi ke energi bersih mencapai sekitar Rp 3.000 triliun.
Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, menjelaskan bahwa investasi dengan nilai jumbo tersebut akan dialokasikan untuk berbagai komponen, mulai dari pembangkit, gardu induk, transmisi, distribusi, hingga komponen penunjang lainnya. “Butuh investasi kurang lebih Rp 3.000 triliun, jadi ini sangat besar. Semua pihak kita minta supaya bahu-membahu,” ungkap Jisman saat menghadiri acara Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Jisman menambahkan, dari total investasi tersebut, porsi terbesar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit, mengingat potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tanah Air yang sangat besar, yakni sekitar 3.500 gigawatt (GW). Penggunaan listrik EBT dinilai sangat penting karena jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar berbasis fosil.
Dalam upaya memaksimalkan potensi EBT, Kementerian ESDM telah mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) periode 2025-2034. RUPTL tersebut mematok target penambahan pembangkit sebesar 69,5 GW, transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit, serta gardu induk dengan kapasitas total 107.950 Mega Volt Ampere (MVA).
Dari total penambahan pembangkit 69,5 GW, proporsi sumber energi bersih mendominasi, yaitu 76% atau sekitar 52,9 GW bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dan sistem penyimpanan energi (storage); EBT murni mencapai 42,6 GW (61%); storage (penyimpanan energi) sebesar 10,3 GW (15%); dan sisanya 16,6 GW (24%) berasal dari pembangkit fosil.
Jisman juga menyinggung isu trilema energi, sebuah konsep yang menggambarkan tiga tujuan utama sistem energi yang seringkali sulit dicapai bersamaan karena saling bertentangan, yaitu: keamanan, akses, dan keberlanjutan. Dalam hal keamanan energi (energy security), pemerintah perlu memastikan pasokan energi yang stabil, andal, dan tidak mudah terganggu.
Perihal keadilan/akses energi, pemerintah juga perlu memastikan ketersediaan energi yang terjangkau dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Sementara dari aspek keberlanjutan lingkungan, pendekatan yang dilakukan yaitu dengan meminimalkan dampak melalui pengurangan emisi karbon dan penggunaan energi bersih.
Oleh karena itu, Jisman mengungkapkan bahwa pemerintah terus menerima masukan dari berbagai pihak, agar kebijakan energi yang dirumuskan dapat mencari kompromi antara ketiga aspek trilema tersebut. “Kita telah perhitungkan transisi energi ya. Transisi energi yang berbasis fosil kita akan bergerak ke berbasis renewable energy,” pungkas Jisman. (ym)
Thanks for reading Indonesia Butuh Rp 3.000 Triliun untuk Transisi ke 'Listrik Bersih'. Please share...!
