IABC Indonesia Soroti Masa Depan Kepercayaan Publik di Era AI

Acara IABC Indonesia Conference and Awards


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Di tengah percepatan teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), International Association of Business Communicators (IABC) Indonesia, menyoroti masa depan kepercayaan publik di era AI yang semakin rentan dengan deepfake.

Elvera N. Makki, Presiden IABC Indonesia dan Founder & CEO VMCS Communications and Social Impact menegaskan bahwa kepercayaan publik kini merupakan mata uang utama kepemimpinan modern. “Dalam ekosistem digital, teknologi dapat mempercepat pesan, tetapi hanya kemanusiaan yang dapat memperdalam makna. Di era AI, komunikasi strategis tidak cukup hanya akurat, namun harus empatik, etis, dan berpihak pada hak asasi manusia,” jelas Elvera dalam acara IABC Indonesia Conference and Awards.

Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Riset (Dikti Saintek) RI menyampaikan tentang pentingnya membangun pemikir digital yang berpusat pada manusia. “Hoaks merupakan ancaman yang sangat besar dan salah satu yang paling serius di Indonesia. Lebih dari 1.100 pakar dari 136 negara menempatkan misinformasi dan disinformasi sebagai salah satu ancaman paling serius saat ini. AI mempermudah pembuatan berita hoaks, dan dalam satu tahun terakhir, penyebaran informasi palsu dengan teknologi AI meningkat hingga 2x lipat dalam satu tahun terakhir,” ungkap Stella saat keynote speech.

Terdapat empat alasan mengapa percaya hoaks, yang dijabarkan satu-persatu oleh beliau dalam forum ini, yaitu dilihat dari sisi political partisanship, cognitive reflection, prior knowledge, dan heuristic.

“Fast-checking adalah tindakan yang selama ini kita lakukan untuk mengentaskan hoaks. Namun terdapat solusi perilaku yang patut dilakukan, yaitu solusi proaktif “prebunking”, accuracy nudge, solusi sistemik wisdom of crowd, dan solusi jangka panjang, yaitu edukasi,” papar Stella.

Sementara itu Bank Mandiri melihat penguatan inovasi digital sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi ekonomi nasional. "Membangun kepercayaan di era digital dimulai dengan menempatkan kemanusiaan sebagai inti dari setiap inovasi. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ESG dalam praktik bisnis kami, Bank Mandiri terus berkembang dalam menciptakan dampak digital yang memberdayakan masyarakat," ujar Senior Vice President Environmental, Social & Governance Bank Mandiri, Monica Yoanita Octavia.

Elvera menggarisbawahi bahwa tren komunikasi untuk tahun 2026 adalah menguatkan kepercayaan dengan transparansi, integritas, dan keberanian mengakui keterbatasan. AI mungkin mempercepat dunia, tetapi hanya humanity yang dapat menstabilkannya.

Ke depan, komunikator Indonesia perlu berdiri di garis depan yang menghubungkan data dengan empati, teknologi dengan etika, dan inovasi dengan tanggung jawab sosial. (sd)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading IABC Indonesia Soroti Masa Depan Kepercayaan Publik di Era AI. Please share...!

Back To Top