Anak Muda ASEAN Atasi Masalah Sosial dengan Data Analytics di Babak Final Tingkat Regional Kompetisi ADSE 2018 di Singapura

Willy Pratama dan Owen Guwaran mewakili Indonesia dalam Babak Final Tingkat Regional Kompetisi ASEAN Data Science Explorers 2018


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- ASEAN Foundation dan SAP hari ini, Rabu (14/11/2018) menyelenggarakan babak final tingkat regional kompetisi ASEAN Data Science Explorers (ADSE), yang memunculkan tiga tim mahasiswa dari Singapura, Filipina dan Vietnam sebagai pemenang untuk solusi, wawasan dan data mereka guna memecahkan masalah sosial yang mendesak di wilayah tersebut. Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura S. Iswaran memimpin upacara penganugerahan hadiah.

Singapura menjadi tuan rumah pada kompetisi yang terselenggara tahun ini. Inisiatif ini menjangkau 5.000 anak muda di 175 institusi pendidikan tinggi di ASEAN untuk meningkatkan literasi digital mereka dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepemilikan yang lebih besar bagi masa depan ASEAN. Para peserta kompetisi tersebut mendapatkan pelatihan atas perangkat lunak SAP Analytics Cloud melalui serangkaian webinar dan seminar lokal, menggunakan keterampilan data yang baru diperoleh untuk mewujudkan enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB yang dipilih.

Keenam tujuan tersebut adalah:
  1. kesehatan dan kesejahteraan yang baik,
  2. pendidikan berkualitas,
  3. kesetaraan jender,
  4. pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi,
  5. industri, inovasi dan infrastruktur dan
  6. kota dan masyarakat yang berkelanjutan. 
Keikutsertaan kompetisi tersebut pada tahun ini naik tiga kali lipat dengan 801 tim mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, teknik dan arsitektur yang mengumpulkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti dari data untuk menghasilkan solusi yang berdampak langsung pada bidang-bidang ilmu tersebut.

Tim Plan B dari Singapura, yang terdiri dari Tay Kai Jun dan Madhumitha Ayyappan dari NUS High School of Math and Science dinobatkan sebagai juara tingkat ASEAN hari ini di putaran babak final tingkat regional. Proyek mereka, ‘From Slumming to Sustainability’ bertujuan untuk menggembleng ASEAN untuk mengubah permukiman kumuh menjadi microcities yang berkelanjutan.

Tim Dimicrocambio dari Filipina, yang terdiri dari Jade Hizon dan John Rusty Perena dari Nueva Ecija University of Science and Technology keluar sebagai runner-up. Proyek mereka, 'Mengalibrasi ulang perangkat pendidikan melalui pendidikan kewirausahaan' berfokus pada bagaimana pendidikan kewirausahaan dapat memberdayakan siswa untuk mengubah ide mereka menjadi tindakan.

Sementara itu, tim Pangolin dari Vietnam, yang terdiri dari Nguyen Van Thuan dan Mai Thanh Tung dari RMIT University Vietnam meraih tempat ketiga untuk proyek mereka 'Menaklukkan Gelombang Perdagangan Global', yang membahas masalah perdagangan yang kurang beruntung karena perbedaan kapasitas transportasi laut di antara negara-negara ASEAN.

Meskipun tidak keluar sebagai pemenang di babak final tingkat regional, tim OWL, tim mahasiswa dari Indonesia mengatakan mereka sangat bersyukur telah mengambil bagian dalam kompetisi ADSE dan belajar keterampilan dasar kepemimpinan, kerja tim, dan yang paling penting teknologi digital. Belajar di Universitas Bina Nusantara, para siswa, Willy Pratama dan Owen Gunawan mempresentasikan proyek perangkat lunak berjudul 'SMARCO,' kependekan dari 'Smart Circular Economy.'

SMARCO adalah platform yang memungkinkan perusahaan untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka dalam mengelola limbah yang mereka hasilkan. Inspirasi untuk proyek ini berasal dari inisiatif untuk mencegah kerusakan lingkungan yang dihasilkan oleh cara perusahaan memproses dan membuang limbah mereka, dan menciptakan lingkungan industri yang lebih efisien. Berdasarkan analisis tim, mengoptimalkan teknik pengelolaan limbah dan mengurangi dampak lingkungan dapat menghemat dana hingga 590 juta USD.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ASEAN Foundation dan SAP untuk memungkinkan kami untuk menjadi bagian dari kesempatan yang mengubah hidup kami,” kata Willy, salah satu dari dua peserta mahasiswa di Tim OWL.

Kami tidak dapat lebih bersyukur, lanjut willy, karena memiliki kesempatan untuk bekerjasama dengan para ahli dalam mengembangkan keterampilan digital kami, sekaligus bertemu sesama mahasiswa dari negara-negara ASEAN lainnya dan tokoh-tokoh kunci yang bekerja keras untuk mengubah kehidupan banyak orang di ASEAN menjadi lebih baik setiap harinya. Kami tidak sabar untuk melihat bagaimana ide kami dapat dibentuk dan dipraktekkan oleh para ahli di tahun-tahun mendatang.

“Kami juga mendapat kehormatan untuk menggunakan salah satu platform data analytics terbaik dunia, SAP Analytics Cloud. Kemampuan data analytics futuristik dari SAP Analytics Cloud benar-benar luar biasa. Kami sepenuhnya yakin pada kemampuan SAP untuk terus membantu dunia berjalan lebih baik dan meningkatkan kehidupan masyarakat luas," tambah Willy.

“Pendidikan adalah salah satu pilar dasar dari cetak biru integrasi dan pembangunan sosial ekonomi ASEAN. Untuk tujuan ini, inisiatif seperti ASEAN Data Science Explorers mempromosikan interaksi lintas batas dan mobilitas yang lebih besar di seluruh kawasan dan melengkapi kaum muda kita dengan keterampilan penting yang diperlukan untuk berkembang dalam masa depan yang semakin menantang dan disruptif,” kata Elaine Tan, Direktur Eksekutif dari ASEAN Foundation.

"Kami sangat terdorong oleh kreativitas dan inovasi yang ditampilkan dalam entri hari ini, yang merupakan bukti kuat bagi semangat para pemuda ASEAN untuk secara sengaja menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat mereka," lanjut Elaine Tan.

Babak Final Regional dari ASEAN Data Science Explorer (ADSE) 2018 telah diselenggarakan di Singapura, dalam tahun kedua dari ajang kompetisi yang diinisiasi SAP dan ASEAN Foundation ini, tim representatif dari Singapura berhasil meraih gelar juara


ASEAN Foundation dan SAP Perpanjang Kolaborasi Hingga Tahun 2019

ASEAN Foundation dan SAP juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperpanjang kolaborasi strategis mereka hingga tahun 2019, setelah kolaborasi selama dua tahun terakhir. Memorandum of Understanding ini bertujuan untuk mendukung pelatihan bagi anak muda dalam keterampilan yang mereka butuhkan di dunia kerja dan membekali mereka untuk berpotensi memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan dan ekonomi yang dihadapi oleh wilayah tersebut.

“Selaku pemimpin pasar dalam perangkat lunak aplikasi perusahaan, SAP percaya bahwa teknologi terletak pada pusat kehidupan banyak orang. SAP berusaha untuk mengembangkan solusi teknologi terbaik untuk membantu masyarakat Indonesia menjalani kehidupan yang lebih baik, meningkatkan kualitas tenaga kerja milenial dan pada akhirnya mendorong dampak sosial yang positif,” kata Andreas Diantoro, Managing Director SAP Indonesia.

"Melihat dampak yang kami bawa  terhadap komunitas lokal - terutama generasi muda kami selama dua tahun terakhir, kami siap memasuki tahun ketiga kolaborasi kami dengan ASEAN Foundation dengan penuh percaya diri. Ke depannya, kami ingin memberikan kontribusi lebih lanjut bagi pertumbuhan sosial dan ekonomi bangsa kami dan percaya bahwa tahun 2019 akan menjadi era teknologi digital menjanjikan lainnya yang sesuai dengan tujuan kami," lanjut Andreas.

“Kompetisi ASEAN Data Science Explorer adalah sebuah inisiatif besar untuk memperkuat keterampilan TIK dan meningkatkan keterjangkauan pemuda di wilayah ASEAN,” kata Ms. Adeline Lee, Kepala Divisi Dukungan Eksekutif Sekretariat ASEAN.

“Para peserta mendapatkan keterampilan dan wawasan yang berharga untuk meluncurkan karir profesional mereka sendiri, berkontribusi pada ekonomi digital dan bersiap menghadapi Revolusi Industri 4.0. dan kami ingin sekali mendukung perluasan program-program tersebut melalui ASEAN Foundation dan SAP," tutup Ms.Adeline Lee. (red/dri)
Labels: IPTEK

Thanks for reading Anak Muda ASEAN Atasi Masalah Sosial dengan Data Analytics di Babak Final Tingkat Regional Kompetisi ADSE 2018 di Singapura. Please share...!

Back To Top