Infografik (Foto: istimewa) |
JaKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Sebuah studi yang dirilis SAP (NYSE: SAP) menunjukan bahwa tiga dari empat usaha kecil dan menengah (UKM) tidak hanya menganggap vendor teknologi dan IT-nya sebagai sumber daya eksternal, tetapi juga merupakan faktor vital bagi kemajuan bisnis.
Semakin banyak vendor teknologi yang digunakan oleh para pemimpin bisnis untuk konsultasi (76 persen), untuk wawasan dan saran (79 persen) dan untuk mengantisipasi kebutuhan dan risiko (76 persen).
SAP Business Partnership Study*, yang menyurvei 300 UKM di Amerika Serikat dan 300 di Jerman, mengeksplorasi faktor emosional dan intelektual yang mendorong kemitraan ini. Sifat-sifatnya mirip dengan apa yang diharapkan dalam hubungan pribadi: lebih dari tiga perempat (80 persen) pemimpin bisnis yang disurvei mengatakan kepercayaan dan kecocokan budaya lebih penting daripada penghematan biaya.
“Kami berada di tengah perubahan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menimbulkan peluang dan tantangan luar biasa bagi para pemimpin bisnis saat ini," ujar Rodolpho Cardenuto, President, Global Channels & General Business, SAP. "Di lingkungan ini, kepercayaan dan saling menghormati budaya adalah yang penting. Kedua hal tersebut merupakan fondasi dari semua hubungan bisnis yang sukses. Kami telah melihat hal-hal menakjubkan yang bisa terjadi bila kualitas ini dipupuk dan dikembangkan, " tambahnya.
Sorotan penting lainnya dari penelitian ini meliputi:
- Hampir tiga pertiga (74 persen) responden A.S. mengatakan bahwa bisnis mereka bertekad terus mempertahankan kemitraan TI dan teknologi mereka dalam jangka panjang. Mereka mengatakan bahwa investasi pada mitra yang terpercaya lebih penting bagi pertumbuhan bisnis daripada berinvestasi pada teknologi itu sendiri.
- Peserta mengutarakan bahwa kolaborasi (70 persen), kejujuran (81 persen) dan komunikasi terbuka (78 persen) tentang apa dan tidak berfungsi sebagai faktor penting dalam memilih mitra TI atau teknologi untuk berbisnis.
- Lebih dari tiga perempat (Amerika Serikat 81 persen; Jerman 77 persen) responden merasa bahwa hubungan bisnis yang sukses membantu memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pembelajaran.
“Hasil survei ini menunjukkan bahwa saat ini, UKM mengubah cara mereka mengukur tingkat pengembalian investasi," kata Dr. Avan Jassawalla, profesor manajemen, Universitas Negeri New York di Geneseo. "Mereka sekarang mencari mitra teknologi daripada sekadar penyedia layanan teknologi. Untuk memastikan hubungan jangka panjang ini mengarah pada pertumbuhan baik secara teknologi dan budaya, vendor harus menjadi orang yang tidak hanya terampil dalam teknologi, namun juga cerdas dalam keterampilan interpersonal," tutup Dr. Avan. (red/dri)