Panduan Disabilitas untuk Ketenagakerjaan dan Bisnis di Indonesia

Besar Inggris di Jakarta bersama AlunJiva Indonesia menyelenggarakan Tech to Empower Summit yang ketiga di Jakarta. Tema yang diangkat tahun ini adalah ‘Kolaborasi Pentahelix Menuju Indonesia Inklusif'


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Kedutaan Besar Inggris di Jakarta bersama AlunJiva Indonesia menyelenggarakan Tech to Empower Summit yang ketiga di Jakarta. Tema yang diangkat tahun ini adalah ‘Kolaborasi Pentahelix Menuju Indonesia Inklusif’.

Dengan dukungan dari Komisi Nasional Disabilitas dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Kementerian Ketenagakerjaan RI,  acara ini juga mengeluarkan panduan mengenai disabilitas, yang dikembangkan sebagai bagian dari program Tech to Empower yang terdiri dari panduan untuk mempromosikan kesempatan kerja yang setara, serta panduan untuk mendukung entrepreneur penyandang disabilitas.

Kegiatan ini diresmikan oleh Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Matthew Downing dan Menteri UKM dan Koperasi  RI Teten Masduki. Kegiatan tersebut membahas beberapa hal seperti pelatihan keterampilan digital, personal branding dan strategi wawancara, yang semuanya melibatkan tokoh-tokoh industri, serta acara talkshow terkait karier dan networking. Secara paralel, diadakan pula job fair bersama 10 mitra perusahaan yang menawarkan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Pun, menyediakan wadah bagi UMKM penyandang disabilitas untuk memamerkan bisnis mereka.

Terinspirasi dari kepemimpinan Inggris dalam hal inklusi dan keberagaman, program Tech to Empower dikembangkan pada tahap awal pandemi Covid-19 dengan tujuan mendukung komunitas marginal di Indonesia. Fokus utamanya adalah meningkatkan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, yang dibangun berdasarkan komitmen Inggris untuk mendorong peningkatan inklusi disabilitas.

Melalui inisiatif seperti program pelatihan kejuruan, peningkatan akomodasi tempat kerja, dan kolaborasi dengan dunia usaha, Pemerintah Inggris bersama para mitranya bertujuan untuk membantu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi para penyandang disabilitas. Dengan melakukan hal ini, pemerintah Inggris berharap dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia di Indonesia.

Sebanyak 950 penyandang disabilitas di seluruh Indonesia telah mengikuti program Tech to Empower sejak dimulai pada 2020. Para peserta telah menjalani pelatihan keterampilan digital dan kewirausahaan, berpartisipasi dalam pameran UMKM untuk memamerkan bisnis mereka, dan  job fair untuk pencari kerja penyandang disabilitas. Tahun ini, program itu resmi meluncurkan job fair dan pameran UMKM yang pertama kali diadakan secara luring pada acara Tech to Empower 2023 Summit.  Sebanyak1.000 penyandang disabilitas memeriahkan secara luring dan daring.

Matthew Downing, ChargĂ© d’Affaires Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, mengatakan, inisiatif Digital Access Programme Inggris, seperti Tech to Empower, memberikan peluang bagi industri, pemerintah dan masyarakat untuk meniru praktik-praktik terbaik Inggris yang sukses dalam memprioritaskan inklusi disabilitas.

Kegiatan ini menciptakan perubahan yang berarti dengan melibatkan pengusaha untuk mengadvokasi lingkungan kerja yang inklusif dan mudah diakses, sebagai upaya untuk menghilangkan hambatan dan memperjuangkan kontribusi yang berharga dari penyandang disabilitas dalam dunia kerja di seluruh Indonesia. Hal ini mengarah pada peningkatan kesempatan kerja yang setara bagi semua orang.

Dr. Dra. Hj. Ida Fauziyah M.Si, Menteri Ketenagakerjaan RI mengatakan, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan percepatan dan pemantauan atas prinsip-prinsip G20 untuk integrasi pasar tenaga kerja penyandang disabilitas yang inklusi, dengan: (1) berkomitmen untuk mempromosikan pekerjaan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas; (2) memberikan pelatihan dan vokasi untuk memanfaatkan peluang kerja dan transformasi keterampilan kerja digital; (3) meningkatkan partisipasi kerja tenaga kerja penyandang disabilitas di pasar kerja; dan (4) Memberikan peluang kewirausahaan bagi penyandang disabilitas.

Menteri Teten menjelaskan, dukungan terhadap pembangunan dan pemberdayaan penyandang disabilitas di Indonesia, meliputi upaya Kementerian Koperasi dan UKM dalam memfasilitasi kegiatan penguatan kapasitas ketenagakerjaan melalui kegiatan vokasi bagi penyandang disabilitas. Juga, peluang kolaborasi Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Alunjiva Indonesia dan pihak terkait lainnya untuk membangun ekosistem bisnis inklusif bagi penyandang disabilitas. Tak ketinggalan,  upaya percepatan transformasi digital UMKM secara holistik untuk mendukung penyandang disabilitas.

Fany Efrita, Co-founder Alunjiva Indonesia mengatakan, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan ekosistem Indonesia yang inklusif. Pihaknya berharap dapat membuka peluang untuk mendorong partisipasi digital, peningkatan kapasitas dan kesempatan kerja yang setara dan berdaya bagi penyandang disabilitas. “Saya seorang penyandang disabilitas buta. Saya membuka usaha terapi pijat di rumah. Syukurlah setelah mengikuti pelatihan TTE 2023, ada peningkatan pendapatan usaha dan semakin membaik karena ilmu yang saya peroleh selama pelatihan, khususnya ilmu terkait digital entrepreneurship, “ ucap Ikke Meiliasari, peserta Tech To Empower 2023. (ym)

Labels: Gaya Hidup

Thanks for reading Panduan Disabilitas untuk Ketenagakerjaan dan Bisnis di Indonesia. Please share...!

Back To Top