Tenaga Kerja Digital Dibutuhkan untuk Tingkatkan Ketahanan Siber di RI

Cisco Indonesia Security Summit 2024


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Managing Director, Cisco Indonesia, Marina Kacaribu mengingatkan soal pentingnya perusahaan untuk berinvestasi pada tenaga kerja digital di Indonesia untuk meningkatkan ketahanan keamanan siber. Langkah ini telah dilakukan Cisco untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan siber.

“Teknologi saja tidak akan membantu mengatasi tantangan terbesar kita, jika kita tidak memiliki orang yang tepat di tempat yang tepat. Melalui program Country Digital Acceleration, kami sudah bekerja sama dengan para pemimpin di pemerintahan untuk membuka nilai digitalisasi di mana keamanan siber merupakan pilar utama,” kata Marina, Jumat (7/6/2024).

Program keterampilan global IT Cisco, yakni Cisco Networking Academy juga telah membekali lebih dari 400.000 pelajar di Indonesia dengan keterampilan teknologi yang sangat dibutuhkan seperti keamanan siber. “Hal ini memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada ekonomi digital,” tambahnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan tren utama yang mendominasi lanskap bisnis, termasuk peningkatan aplikasi, kecerdasan buatan, kata hybrid, serta transformasi jaringan dan cloud. Hal ini membuat perusahaan semakin sulit dan rumit dalam mengamankan beban kerja yang semakin banyak di ekosistem IT mereka. Temuan dari Cisco Cybersecurity Readiness Index 2024 mengungkapkan bahwa sebanyak 91% responden di Indonesia mengakui bahwa memiliki beberapa solusi keamanan justru menghambat upaya keamanan siber perusahaan mereka. "Meningkatnya volume dan kompleksitas ancaman telah membuat perusahaan memiliki beragam tools keamanan yang tidak terintegrasi, terlalu rumit, dan tidak sesuai untuk mengatasi serangan yang semakin canggih dan mahal, yang dapat terjadi dari mana saja,” jelasnya.

Diketahui, Cisco memaparkan strategi keamanan, pencapaian inovasi, dan rencana untuk membangun kesiapan keamanan perusahaan-perusahaan di Indonesia pada acara Cisco Indonesia Security Summit perdana pada 2024. Cisco juga membagikan pengumuman penting dari Cisco Live US yang bertepatan dengan Security Summit, di antaranya kemampuan terpadu baru di Cisco Security Cloud dan inovasi terbaru Cisco seperti AI Assistant for Security dan Cisco Hypershield.

Selain itu, Cisco juga meluncurkan Cisco Nexus HyperFabric di Cisco Live US, solusi AI-native pertama di industri yang menyederhanakan penerapan dan pengoperasian infrastruktur AI. Selain itu, Cisco juga meluncurkan Security Cloud Data Center pertamanaya di Indonesia yang akan menawarkan pengalaman akses yang lebih aman bagi perusahaan-perusahaan di Tanah Air. Layanan ini semakin selaras dengan regulasi data lokal untuk mendukung dan mengamankan perekonomian di Indonesia yang sedang berkembang pesat

Sementara itu, pimpinan Cisco Security untuk wilayah Asean dan Asia Pasifik, Jepang dan China (APJC), yaitu Koo Juan Huat dan Peter Molloy membagikan informasi perihal evolusi teknologi keamanan Cisco, strategi keamanan untuk platform, dan inovasi terbaru yang berbasis AI, seperti Cisco Hypershield dan AI Assistant for Security. Hal ini untuk mewujudkan visi Cloud Security yang membantu perusahaan terkoneksi dengan aman. Selain itu, kombinasi Cisco dan Splunk semakin memperkuat kemampuan untuk membantu pelanggan membuat keputusan keamanan yang tepat berdasarkan wawasan kontekstual dari jejak analisa jaringan. “Kecepatan pengembangan keamanan Cisco terus meningkat. Inovasi AI kami seperti Hypershield, dipadukan dengan akuisisi strategis seperti Splunk, dan strategi keamanan platform yang terus berkembang, menunjukkan seberapa besar kemampuan kami dan komitmen untuk menghubungkan segala sesuatu dengan aman guna mendukung kesuksesan perusahaan di Indonesia dan wilayah ini,” kata Peter Molloy, Managing Director, Security, Cisco APJC.

Kompleksitas dalam lingkungan operasional berawal dari perangkat dan jaringan serta point solution yang tidak terkelola akan mengurangi ketahanan keamanan perusahaan. Diperkirakan hanya 12% perusahaan di Indonesia yang ‘matang’ dalam kesiapan keamanan mereka. “Yang dibutuhkan perusahaan saat ini adalah platform keamanan yang dapat memberikan visibilitas tak tertandingi ke seluruh arsitektur untuk mendeteksi ancaman, serta secara mulus mengintegrasikan dan menerapkan kebijakan untuk meningkatkan postur keamanan siber mereka,” kata Koo Juan Huat, Director, Security, Cisco Asean. (sd)

Labels: IPTEK

Thanks for reading Tenaga Kerja Digital Dibutuhkan untuk Tingkatkan Ketahanan Siber di RI. Please share...!

Back To Top