Beton Hijau, Solusi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pesisir

PT Semen Indonesia Tbk (SIG/SMGR) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kerja sama mengembangkan beton hijau


JAKARTA (IndonesiaTerkini.com)- Beton hijau menjadi solusi pembangunan infrastruktur kawasan pesisir. Selain ramah lingkungan, beton hijau memiliki ketahanan tinggi terhadap sulfat, termasuk gelombang, pasang surut, dan korosi akibat ion klorida. Pengembangan beton hijau akan dilakukan melalui kolaborasi antara PT Semen Indonesia Tbk (SIG/SMGR) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Penandatanganan kerja sama itu dilakukan oleh Direktur Operasi SIG Reni Wulandari dan Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN Teguh Muttaqie.

Direktur Utama SIG Donny Arsal mengatakan, di tengah persaingan ketat, SIG senantiasa menjaga komitmen dalam memproduksi bahan bangunan ramah lingkungan yang merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi yang konsisten dijalankan oleh perseroan. Melalui penggunaan bahan baku dan bahan bakar alternatif, efisiensi energi, hingga penggunaan energi terbarukan, saat ini semen hijau SIG lebih rendah emisi karbon hingga 38% dibandingkan semen konvensional. Setelah berhasil memproduksi semen hijau untuk kawasan pesisir, kerja sama dengan BRIN ini mewujudkan intensi SIG untuk memperluas pengembangan dalam produksi beton hijau untuk kawasan pesisir.

"Kami telah berkolaborasi dengan BRIN untuk berbagai kegiatan penelitian terapan. Saat ini, kami kembali bekerja sama dalam pengembangan beton hijau untuk mendukung pembangunan infrastruktur kawasan pesisir dan laut. Semoga ikhtiar ini dapat mendukung program pembangunan pemerintah melalui penggunaan produk yang andal dan ramah lingkungan," kata Donny Arsal, Kamis (8/5/2025).

Menurut dia, produk bahan bangunan rendah karbon semakin dibutuhkan dalam urgensi penanganan dampak perubahan iklim dan kebutuhan pembangunan berkelanjutan. Hal ini pun sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan pengembangan infrastruktur. Di lingkungan ekstrem seperti kawasan pesisir dan laut, kata dia, struktur beton berisiko lebih mudah keropos. Kerja sama antara SIG dan BRIN bertujuan menghasilkan beton dengan ketahanan tinggi terhadap sulfat, termasuk gelombang, pasang surut, dan korosi akibat ion klorida. “Beton ini akan memiliki formulasi khusus untuk lingkungan laut dengan peningkatan kepadatan, daya tahan dan masa layan beton, sehingga mengurangi biaya perawatan dan kokoh dalam jangka panjang,” papar dia.

Direktur Operasi SIG Reni Wulandari menyampaikan, dalam riset ini, SIG bersama BRIN akan mengembangkan produk beton hijau yang memiliki ketahanan tinggi di lingkungan ekstrem seperti kawasan pesisir dengan memperhatikan aspek infrastruktur pesisir dan kekhususan bahan baku yang dipakai, sehingga lebih unggul dari beton konvensional. Selain berkualitas tinggi, beton hasil pengembangan ini juga lebih ramah lingkungan karena menggunakan material rendah karbon.“Kami berharap hasil riset ini menjadi solusi atas kebutuhan konstruksi di daerah-daerah pesisir, terutama yang telah mengalami peningkatan level permukaan air. Karena itu, kami menggandeng BRIN untuk mengakselerasi dengan riset menyeluruh untuk menghasilkan produk beton berkualitas tinggi tetapi tetap memperhatikan aspek keberlanjutan,” kata Reni Wulandari.

Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar menyambut baik inisiatif SIG untuk berkolaborasi dalam pengembangan beton hijau untuk infrastruktur di kawasan pesisir dan laut. Beton hijau ini diharapkan lebih ramah lingkungan dibandingkan beton konvensional karena lebih rendah emisi, diproduksi dengan energi yang lebih efisien, namun tetap berkualitas tinggi. (ym)

Labels: Ekonomi

Thanks for reading Beton Hijau, Solusi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pesisir. Please share...!

Back To Top